Perkembangan Teknologi
Televisi CRT, Plasma, LCD, LED dan OLED
Perkembangan Teknologi Televisi dari CRT, Plasma, LCD, LED dan OLED.
Dimulai dari televisi bertabung cathode ray tube dengan layar cembung, dari
hitam putih, lalu bisa berwarna, berikutnya muncul liquid crystal display ,
Plasma diperkenalkan dipasaran, LED hadir lebih hemat dan terakhir organic LED
yang “ciamik”.
Dari sisi desain juga terus dikembangkan, berangkat
dari tabung layar cembung, lalu televisilayar datar nan tipis, terakhir di
ajang CES (Consumer Electronics Show) 2014 di Las Vegas LG dan Samsung
memperkenalkan Televisi 77″ melengkung dan tentu saja bisa ditekuk saking
tipisnya. Bukan hanya itu saja, sebentar lagi akan ada layar TV bisa digulung
seperti tikar, sehingga setelah
selesai nonton TV anda bisa menggulung, menyimpan dan bisa dibawa kemana saja.
LG 4K UltraHD OLED TV
Tipis Melengkung dan bisa ditekuk
Semuanya tak lepas
dari pesatnya perkembangan teknologi elektronika dan digital, termasuk
didalamnya jenis teknologi layar dan resolusi yang disajikan. Resolusi layar
dari kelas HD, Full HD dan sekarang Ultra HD 4K dan Ultra HD 8K yang masih
dalam penjajalan.
Cara
Kerja Teknologi Televisi CRT, Plasma, LCD, LED dan OLED TV
CRT
(Cathode Ray Tube) TV. Bekerja dengan prinsip adanya elektron yang dibangkitkan
dengan memanaskan 3 katoda (Chatode) dalam tabung hampa, elektron tersebut akan
tertarik ke depan karena terdapat anoda (Anode) diberikan tegangan tinggi
sekitar 27 KV. Elektron yang tertarik ke depan ini menembak kedepan bagian
dalam layar yang dilapisi phosphor sehingga televisi menyala. Warna yang
dihasilkan televisi CRT tergantung dari jenis phosphornya, yang menghasilkan
titik sinar warna merah, hijau, biru.
TV Tabung adalah teknologi yang umumnya digunakan pada
monitor PC dan televisi keluaran lama, dan merupakan cikal-bakal keluarnya
jenis TV modern seperti Plasma TV, LCD TV, LED TV.
Plasma TV merupakan perkembangan teknologi yang paling
awal pada slim TV dengan resolusi tinggi. Nama “plasma” ini sendiri pada
dasarnya disesuaikan dengan prinsip kerjanya, yakni menggunakan plasma (sejenis
gas yang dapat memisahkan elektron dari inti atom) untuk memproduksi gambar
pada TV. Didalamnya akan menghasilkan sel yang berisi gas phosphor dan berwarna
dasar RGB (red, green, blue). Ketiga sel warna dasar ini akan bergabung dan
membentuk satu pixel (titik pada layar).
Layar TV plasma menggunakan teknologi berupa bola-bola
kaca kecil yang di dalamnya berisi gas yang disebut plasma. Ketika dialiri
energi listrik, gas plasma ini mengeluarkan sinar ultraviolet yang membakar
lapisan kaca pada layar. Akibatnya layar pun berubah dari hitam menjadi
berwarna.
LCD (Liquid Crystal Display) TV adalah teknologi pada
TV yang menggunakan kristal air untuk memproduksi gambar, umunya seperti yang
terdapat pada monitor PC yang beredar di pasaran saat ini.
Supaya kristal air
itu bisa dikonversikan menjadi tampilan, diperlukan cahaya dari belakang layar
“flourescent backlight” atau bisa dinamakan Backlight lampu neon agar gambar
dapat terlihat. Serangkaian lampu backlight tersebut biasa disebut teknologi
CCFLs (Cold Cathode Fluorescent Lamps).
LED (Light Emitting
Diode) TV merupakan salah satu perkembangan terbaru pada TV yang pada dasarnya
mengadopsi sistem pada LCD TV, namun lampu neon diganti dengan lampu jenis LED.
Dibandingkan dengan lampu neon, lampu LED jelas lebih unggul dari sisi
“life-time” nya (karena lebih sedikit menghasilkan panas), lebih hemat listrik,
dan cenderung lebih terang.
Karena ukuran lampu LED yang jauh lebih kecil daripada
lampu neon, hal ini memungkinkan produsen LED TV untuk membuat TV dengan ukuran
yang jauh lebih tipis daripada LCD TV (sekitar 1.18 inch). Design yang slim
inilah yang menyebabkan LED TV cenderung dijual dengan harga yang cukup mahal
di pasaran (sekitar 20% lebih mahal atau 1.5 kali lipat dari harga LCD TV
biasa).
Organic
Light-Emitting Diode (OLED) TV merupakan perkembangan teknologi terbaru yang
terus dikembangkan. OLED atau diode cahaya organik adalah sebuah semikonduktor
sebagai pemancar cahaya yang terbuat dari lapisan organik. OLED digunakan dalam
teknologi elektroluminensi, seperti pada aplikasi tampilan layar atau sensor.
Teknologi ini
terkenal fleksibel dengan ketipisannya yang mencapai kurang dari 1 mm. Tipis
dan Fleksibel merupakan cikal bakal dari Teknologi Televisi Tekuk yang sudah
dipekenalkan di CES 2014, dan Teknologi Televisi Gulung yang masih dalam proses
penjajalan.
Pengaruh Perkembangan
Teknologi Televisi di Indonesia
Namun bagi banyak
masyarakat Indonesia, tetap masih setia dengan CRT (setidaknya sampai saat ini
-2014), dan televisi ini masih diproduksi dan diperjual belikan, tak lain
karena bagi banyak orang CRT tetap lebih bersahabat dengan “dompet”. Bagaimanapun
perkembangan teknologi yang begitu pesat serasa tidak ada manfaatnya bagi
pengguna selama harga masih belum terjangkau, dan makanya sampai saat ini TV
CRT tersebut tetap masih menjadi pilihan.
Namun ketika nanti
Era TV Tabung yang sampai saat ini sudah berpuluh tahun menjadiperangkat
elektronik keluarga favorit untuk menghadirkan tayangan hiburan akan segera
berakhir dalam beberapa waktu ke depan.
Tentunya Perkembangan
Teknologi Televisi di Indonesia ditentukan oleh kedua faktor utama; 1. daya beli
dan 2. Siaran TV yang bisa diterima. Standar baru siaran digital yang saat ini
sudah memasuki beberapa kota besar dan akan menyusul kota-kota lain dalam waktu
dekat nampaknya memicu percepatan pergeseran untuk menggunakan perangkat TV
Digital sepertiPlasma TV, LCD TV, LED TV, dan OLED TV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar